Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Terapi Anti Kanker

 

Sederet Info-Info - Kemajuan penatalaksanaan pada kanker terlebih kanker kolorektal ditandai dengan pilihan terapi baru berupa tetapi sasaran.

Terapi sasaran adalah terapi yang hanya menyerang sel kanker tanpa mengganggu sel yang sehat. Terapi ini tersedia bagi penanganan beragam kanker diantaranya kanker kolorektal.
"Pada kanker tipe ini, terapi dasarnya diberikan secara kombinasi dengan tujuan untuk memperpanjang peluang dan kualitas hiding pasien," kata dokter sub spesialis hematologi onkologi medik departemen ilmu penyakit dalam Universitas Indonesia RSCM, Dr dr Aru W Sudoyo,Sp.PD - KHOM,FACP dalam acara Roche Media Health Forum di Jakarta, Rabu (3/4).

Menurutnya, terapi sasaran berbeda dengan kemoterapi. Tidak diberikan secara tunggal, terapi sasaran diberikan secara kombinasi dengan kemoterapi kepada pasien kanker kolorektal metastik agar mengoptimalkan pengobatan anti kanker.

Dr Aru menjelaskan terapi ini memiliki target tertentu dengan tujuan untuk mengendalikan perkembangan dan penyebaran kanker. "Karena hanya memiliki target tertentu, terapi ini memiliki efek yang lebih ringan dibandingkan dengan kemoterapi dan tidak memperburuk efek samping Kemoterapi," jelasnya.
Lebih jauh Dr Aru memaparkan, salah satu contoh jenis tetapi sasaran adalah antibodi monoklonal. Anti bodi monoklonal dapat merangsam sistem kekebalan tubuh Alamo ah yang secara khusus menyerang sel kanker
"Pada penatalaksanaan kanker kolorektal, terapi sasaran antibodi monoklonal bevacizumab merupakan tetapi anti angiogenesis yang pertama mendapat persetujuan secara luar," paparnya.
Bevacizumab merupakan antibodi monoklonal yang menyerang dan menghangatkan Vascular Growth Factor (VEGF) guna mengendap ikan pertumbujan tumor dengan cara menghangatkan pasokan oksigen dan nutrisi ke sel kanker sehingga sel akan mati.

Bevacizumab diberikan secara kombinasi dengan bermalam - macam jenis kemoterapi maupun terapi anti kanker lainnya. Pemberian antibodi ini menambah efek samping yang minim di luar efek samping kemoterapi maupun anti kanker lainnya.

"Berbagai penelitian menunjukkan bahwa penghambatan VEGF berhasil meningkatkan peluang pasien bertahan hidup lebih lama," tambah Head of Medical Affairs PT Roche Indonesia Dr Arya Wibitomo.
Sementara, sambung Dr Arya terapi konvensional dilakukan dengan mengubah rangkaian terapi secara menyeluruh ketika kanker mengalami perburukan, pada penelitian, pasien yang melanjutkan pengobatan dengan bevacizumab bersama kemoterapi akan menunjukkan ketahanan hidup yang lebih lama.

Posting Komentar untuk "Terapi Anti Kanker"