Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sejarah Kedatangan Bangsa Portugis Di Indonesia

Ekspedisi Portugis ke Hindia Timur, termasuk Indonesia, berlangsung atas dukungan (sponsor) pemerintah kerajaan. Dukungan penuh pemerintah itu dilatarbelakangi oleh persaingan dengan Spanyol. Baik Portugis maupun Spanyol sama-sama berambisi menguasai wilayah-wilayah baru di dunia.

Sejarah Kedatangan Bangsa Portugis ke Indonesia

Bartolomeo Diaz
Sebelum Colombus menemukan Benua Amerika, pelaut Portugis telah lebih dahulu mencoba mencari jalan ke Hindia Timur sebagai pusat penghasil rempah-rempah. Pada tahun 1486, Bartolomeo Diaz berlayar menyusuri pantai Benua Afrika dengan tujuan India. Tantangan paling berat ia hadapi dekat tanjung di ujung selatan Afrika. Sesampainya di pantai timur Afrika, para pelaut memaksa Diaz untuk kembali ke Portugis.

Meskipun gagal mencapai India, ekspedisi Bartolomeo Diaz berhasil menemukan jalur baru ke Hindia Timur. Bukan lagi lewat Laut Tengah melainkan menyusuri pantai Afrika lalu ke Lautan India. Sebagai peringatan atas keberhasilan itu, orang Portugis menyebut tanjung di ujung selatan Afrika sebagai Tanjung Harapan Baik (cape of Good Hope).

Vasco da Gama
Setelah Colombus (atas nama Raja Spanyol) menemukan Benua Amerika (disebut juga Hindia Barat), Raja Portugis bertekad untuk sesegera mungkin mencapai Hindia Timur. Pada tahun 1498, Raja Portugis mengirim ekspedisi ke timur dibawah pimpinan Vasco da Gama. Ekspedisi tersebut menempuh jalur yang ditemukan Bartolomeo Diaz.

Di pantai timur Afrika, Vasco da Gama bertemu dengan pedagang-pedagang Islam. Atas petunjuk mereka, pelaut Portugis tersebut mencapai Kalikut, di pantai barat India. Di tempat tersebut, mereka mendapatkan rempah-rempah dan membelinya untuk dibawa ke Eropa.

Sejak ekspedisi Vasco da Gama, hubungan perdagangan antara Eropa dan India berlangsung tanpa melalui jalur lama yang melewati Laut Tengah. Hubungan itu merupakan pukulan berat bagi Kerajaan Turki Osmani. Dengan menguasai Laut Tengah, kerajaan itu sebelumnya dapat melakukan kontrol atas jalan perdagangan Eropa dengan dunia Timur.

Alfonso d'Albuquerque
Hubungan perdagangan dengan India belum membuat Portugis puas. Kerajaan itu tetap ingin memperoleh rempah-rempah langsung dari sumbernya, yakni Maluku. Untuk tujuan tersebut, Portugis harus menguasai Malaka. Pada abad ke-16, Malaka merupakan bandar dagang terkemuka di Asia. Dengan menguasai Malaka Portugis memperoleh dua keuntungan berikut:

  • Portugis akan menguasai jalur perdagangan penting di Asia, termasuk perdagangan rempah-rempah
  • Malaka dapat dijadikan batu loncatan untuk menguasai perdagangan rempah-rempah di Maluku. Itulah sebabnya, Portugis membangun basis militer yang kuat di Malaka.
Pada tahun 1511, portugis dibawah pimpinan D'Albuquerque berhasil menaklukkan Malaka. Setahun kemudian, rombongan Portugis datang ke Maluku dan diterima baik oleh raja Ternate. Bahkan Portugis diperkenankan mendirikan benteng di Ternate. Penerimaan baik itu dilatarbelakangi oleh persaingan antara Ternate dan Tidore. 

Sejak Portugis secara langsung membeli rempah-rempah dari Maluku, bandar Lisabon (Lisboa) menjadi pusat perdagangan rempah-rempah dari komoditas lain yang berasal dari Hindia Timur. Dari Lisabon komoditas itu disebarkan ke seluruh Eropa, terutama oleh pedagang-pedagang Belanda.