4 kesalahan Tony Abbott yang bikin malu warga australia
berikut 4 kesalahan Tony Abbott yang bikin malu warga australia
1.
Sesumbar labrak Putin
Sesudah insiden pesawat Malaysia Airlines MH17 ditembak jatuh di Ukraina, Tony Abbott ikut angkat bicara. Dia mengaku marah karena 38 warga Australia ikut tewas dalam tragedi tersebut. Total 298 penumpang termasuk kru meninggal dunia.
Presiden Rusia Vladimir Putin dinilai bertanggung jawab karena memasok senjata buat separatis Ukraina.
Abbott sesumbar momen KTT APEC di Beijing pada November 2014 akan digunakan untuk 'melabrak' Putin. Kata yang dipakai PM Australia itu adalah 'shirtfront', istilah teknis olah raga rugby ketika seorang pemain menggasak lawannya.
Publik Australia ternyata malu dengan kata-kata Abbott yang jadi meme di dunia maya. Selain dianggap norak, dia terbukti cuma omong besar.
Sampai-sampai Radio Australia menurunkan judul menyindir 'Abbott batal melabrak Putin soal MH17'.
Juru bicara pemerintah Rusia, Dmitry Peskov, menilai selama APEC tidak sekalipun ada komunikasi antara Putin dan Abbott. "Dia sepertinya tidak mencoba (menghubungi Putin)."
2.
Bikin marah etnis aborigin
Jelang hari jadi Australia pada 2014, ucapan Abbott memicu kemarahan suku Aborigin. Dia mengatakan pendaratan kapal Inggris merupakan "momen bersejarah yang menentukan bagi benua ini."
Kedatangan kapal pada 1788 adalah permulaan pendudukan Australia oleh narapidana buangan Inggris. Sontak, kata-kata itu diartikan Abbott menganggap eksistensi suku pribumi tidak ada. Dia pun secara tidak langsung membenarkan penjajahan dan pembantaian Aborigin.
Dewan Adat Pribumi Australia segera memprotes pernyataan Abbott tersebut. Blunder ucapannya segera menjadi tajuk surat kabar dunia.
Keturunan korban penculikan paksa aboriginm Matilda House, menilai Abbott seakan tidak pernah belajar sejarah. "Bagaimana bisa sebuah kapal kecil berisi narapidana dari Inggris bisa lebih menentukan dari warga yang hidup sejak 60 ribu tahun lalu di benua ini."
3.
Tergila-gila monarki Inggris
Sebagai politikus konservatif, Abbott dikenal sangat loyal pada konsep persemakmuran Kerajaan Inggris. Berkali-kali sikapnya itu bikin blunder.
Jelang referendum kemerdekaan Skotlandia tahun lalu, PM Australia ini berkomentar, "tidak bisa dibayangkan apa keuntungan dunia dari merdekanya Skotlandia."
Kalangan Skotlandia pro-referendum mengecam ucapan pemimpin Australia itu. "Rekam jejak Abbott memang berangasan, tapi komentarnya yang mendukung buta Inggris akan tercatat dalam sejarah," kata pemimpin oposisi Skotlandia Alex Salmond.
Seakan tak belajar, pada Januari lalu Abbott nekat menganugerahkan gelar ksatria tertinggi pada Pangeran Phillip, suami Ratu Elizabeth II dari Kerajaan Inggris. Gelar ini diberikan pada Hari Kemerdekaan Australia.
Kebijakan itu dinilai negatif publik dalam negeri. Mayoritas warga Negeri Kanguru lebih suka tak punya hubungan spesial apapun dengan kerajaan persemakmuran, lalu membentuk republik mandiri.
4.
Picu kemarahan RI soal penyadapan hingga tsunami
Kontroversi Abbott, khususnya bagi warga Indonesia, cukup beragam. Selain memicu kemarahan publik di Tanah Air, blunder sang perdana menteri pun jadi bahan kritikan di negaranya.
Ketika isu penyadapan telepon pribadi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terungkap pada November 2013, Abbott menolak minta maaf. "Australia tidak bisa dituntut untuk minta maaf atas langkah-langkah yang diambil untuk melindungi kepentingan negara baik sekarang maupun sebelumnya," ujarnya.
Sejak itu, hubungan RI-Australia memanas. Kemudian pekan lalu, relasi diplomatik kembali menegang gara-gara upaya keras Abbott menyelamatkan dua terpidana mati kasus narkoba.
Abbott mengungkit-ungkit bantuan bantuan lebih dari Rp 13 triliun kepada Indonesia untuk rekonstruksi Aceh pascatsunami. Belakangan dia membantah pernyataan itu sebagai ancaman agar RI membatalkan eksekusi mati dua penyelundup heroin dari kelompok 'Bali Nine'.
Manuver politik Abbott dalam kasus penyelamatan 'Bali Nine' rupanya tidak disukai oleh anak buahnya di Partai Konservatif.
Surat kabar Daily Mail, Kamis (19/2), melaporkan seorang petinggi partai mengatakan kata-kata Abbott merusak upaya Menteri Luar Negeri Australia Julie Isabel Bishop menyelamatkan duo Bali Nine lewat jalur diplomasi.
"Semua upaya yang sudah menunjukkan arah positif jadi sia-sia," tutur sumber tersebut.
Media massa internasional kadung memuat kata-kata Abbott yang bernada mengancam hukuman mati RI itu. Mulai dari the Guardian, BBC, hingga New York Times. Australia digambarkan sulit berbaikan dengan Indonesia.
"Diplomasi Australia memasuki masa kegelapan akibat blunder ucapannya," kata kolomnis Waledd Ali dalam artikel untuk the Age.
sumber merdeka.com