Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kita Wajib Tahu Sejarah Jalan Daendles (Sebagian Pantura) Anyer - Panarukan

Jumpa kembali di blog kesayangan kita ini, kali ini mimin sederet info-info akan memberikan informasi yang menarik mengenai jalan  daendles (jalan anyer-panarukan) siapa hayo yang belum pernah melewati jalan ini? sebagian besar pasti udah ya, jalan yang memanjang di utara (Pantura) ini ternyata banyak sekali cerita sejarahnya yang patut kita harus tau, nah langsung aja yok kita simak




Jalan raya pos atau jalan daendles dibangun dengan panjang kurang lebih 1.000 kilometer di Pulau Jawa. Masyarakat memanggil jalan ini dengan sebutan jalan daendels, jalan ini membentang dari Anyer sampai Panarukan. Jalan ini memiliki sejarah yang panjang dan sangat melekat di benak bangsa Indonesia. 

Sejarah awal dari Jalan Raya Pos, pada Tahun 1808 tepatnya tanggal 25 April 1808, Herman Williem Daendels tiba di Batavia, sekarang disebut Jakarta. Dia menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda ke-36 (setara presiden saat ini). Proyek pertamanya di Bumi Pertiwi ini yakni membangun mega infrastruktur berupa jalur transportasi darat yang menghubungkan sisi timur dan sisi barat Pulau Jawa. Pembangunan jalan pos ini dimulai pada 29 April 1808. 

Daendels pun sempat melakukan perjalanan awal dari kota Buitenzorg (Bogor) ke kota Semarang. Dia mengamati kondisi jalan yang dilewatinya masih buruk sehingga kurang efektif untuk kepentingan militer ataupun ekonomi. Setelah itu, diutuslah Kolonel von Lutzow untuk melihat dan memetakan jalanan dari Bogor hingga Cirebon. Dari hasil survei ini, Daendels membuka proyek pertama pembangunana jalan pos dari Bogor hingga Cirebon melalui Karangsembung. Pada 25 Mei 1808, proyek tersebut selesai. Jalannya sudah bisa dilalui kereta kuda.

Melihat hasil jalan yang sudah jadi, keinginan dari Daendles Tidak puas sampai di Cirebon, Daendels lalu melanjutkan proyek pembangunan jalan pos tersebut sepanjang pesisir utara Pulau Jawa. Proyek Jalur Pantura tersebut lalu ditugaskan kepada para bupati atas perintah Daendels. 

Pada 18 Juni 1808, Daendels mengeluarkan peraturan sementara tentang dinas pos yang berdiri di Batavia, Semarang, dan Surabaya. Di sana dijelaskan bahwa sepanjang jalan yang sedang dibuat akan dilalui petugas pos. Tempat istirahat lengkap dengan fasilitas seperti kuda, kereta pos, dan peralatan pos lainnya didirikan. Agustus 1808, wabah penyakit menghampiri para pekerja di proyek Jalan Daendels. Hal ini seiring pembangunan jalan mulai memasuki daerah Pekalongan yang dipenuhi rawa dan hutan. Untuk mengatasi wabah tersebut, Gubernur Daendels mengutus dinas kesehatan militer di Batavia untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. 

Memasuki bulan September, pembangunan jalan ini sudah sampai di Batang, Kaliwungu, Kendal, Semarang, Demak, Kudus, lasem, Rembang, dan Surabaya. Lanjut ke bulan November, Daendels mengunjungi pantai di daerah Surabaya dan melihat potensi besar dari wilayah tersebut terutama untuk kepentingan pertahanan. Kemudian diambil keputusan untuk melanjutkan pembangunan jalan pos hingga ke ujung timur Pulau Jawa.



Tahun 1809 Tahun berganti. Mega proyek masa kolonial ini belum berakhir. Pada 2 Februari 1809, Gubernur Jenderal Daendels mengeluarkan peraturan mengenai keamanan dari Jalan Pos ini. Juni 1809, proyek dilanjutkan sampai Pasuruan yang melewati Porong, Sidoarjo, dan Bangil. Dari daerah Pasuruan inilah pembangaunan berlanjut hingga Panarukan. 

Sementara itu, wilayah Banyuwangi tidak dibangun jalan panjang ini karena dipenuhi dengan hutan, hewan buas, dan tanah yang berawa. Akhir 1809, tepatnya 12 Desember, resmi ditetapkan peraturan Dinas Pos, Inspeksi Jalan, serta penginapan di daerah Pulau Jawa. Peraturan Sementara tentang Dinas Pos yang pernah dikeluarkan Juni 1808 resmi diganti. Dari peraturan inilah inspeksi jalan dan penginapan yang dibangun bisa dimanfaatkan oleh para pendatang yang melewatkan Jalan Pantura ini. 

Daerah-daerah yang Dilalui Jalan Pos Sudah kita ketahui bahwa Jalan Raya Pos ini membentang hingga 1.000 kilometer. Jalanan ini melalui beberapa kota seperti Anyer, Tangerang, Jakarta, Bogor, Cianjur, Bandung, Sumedang, Cirebon, Tegal, Pekalongan, Semarang, Demak, Kudus, Rembang, Tuban, Gresik, Surabaya, Probolinggo, dan Panarukan. Daeah-daerah tersebut kemudian dikenal juga sebagai daerah Pantura atau Pantai Utara. 

Fakta-Fakta tentang Jalan Daendels Selain memiliki cerita panjang dalam sejarah pembuatannya, Jalan Raya Pos ini juga memiliki berbagai fakta menarik. Apa saja fakta-faktanya? 
1. Dibangun oleh Jenderal yang Terkenal Bertangan Dingin Sejak awal kedatangannya di Anyer, Banten pada 14 Januari 1808, Daendles resmi memimpin Hindia Belanda. Selama menjadi orang pertama di negeri jajahan ini, ia terkenal sebagai pemimpin yang kejam dan bertangan dingin.

2. Terinspirasi dari Imperium Romawi Jalan Raya Pos ternyata merupakan inspirasi dari Imperium Romawi. Semasa kekuasaan Byzantine juga membangun jalan pos dengan nama Curcus Publicus. Daendles mencontoh hal tersebut dengan tujuan agar logistik dan mobilitas pasukan Hindia Belanda di Pulau Jawa lancar dan Jawa tetap menjadi daerah kekuasaannya.

 3. Tujuan Pembangunan Beragam Meskipun awalnya hanya untuk mempermudah mobilitas, namun semakin lama Jalan Daendels ini memiliki banyak tujuan mulai dari komunikasi, ekonomi, hingga militer. Dari segi komunikasi, jalan raya ini mempersingkat waktu pengiriman pesan. Dari sisi ekonomi, jalan ini meringankan ongkos pengangkutan sehingga kesempatan untuk ekspor semakin tinggi. Sedangkan dari segi militer, Jalan Raya Pos mempermudah pasukan Belanda yang ada di sekitar Pulau Jawa.

4. ternyata pembuatan jalan pos ini juga sebagian ada yang diberikan upah, berikut daftar upahnya, disini daendels juga memberi upah sesuai dengan keadaan medannya dari yang berat hingga ringan.
DariKeJumlah pekerjaUpah

(ringgit perak)

CisaruaCianjur400 orang10 per orang/bulan
CianjurRajamandala150 orang4 per orang/bulan
RajamandalaBandung200 orang6 per orang/bulan
BandungParakan Muncang50 orang1 per orang/bulan
Parakan MuncangSumedang150 orang5 per orang/bulan
SumedangKarangsambung150 orang4 per orang/bulan

sumber : WIKIPEDIAKATA DATA, LIHATIN.ID


Posting Komentar untuk "Kita Wajib Tahu Sejarah Jalan Daendles (Sebagian Pantura) Anyer - Panarukan"